Minggu, 26 Juni 2011

Walau Tanpa Gelar, Ajang Indonesia Open Termegah Kedua di Dunia Setelah All England

Thank you for using rssforward.com! This service has been made possible by all our customers. In order to provide a sustainable, best of the breed RSS to Email experience, we've chosen to keep this as a paid subscription service. If you are satisfied with your free trial, please sign-up today. Subscriptions without a plan would soon be removed. Thank you!

Antusiasme penonton di Djarum Indonesia Open Super Series Premier ternyata mendapat tanggapan positif dari Federasi Bulutangkis Dunia (BWF). BWF menilai ulah para penonton di turnamen ini menjadi yang termegah kedua setelah All England.

Tak hanya itu, BWF juga menilai penyelenggaraan event dari tanggal 21-26 Juni 2011 ini telah memenuhi kriteria turnamen yang baik. Selain peserta dan penonton, event internasional ini juga disiarkan langsung televisi.

"Ini benar-benar event premier. Satu dari dua event premier terbaik di dunia setelah All England. Indonesia sudah memberi standar baru penyelenggaraan event premier," puji Darren Parks sebagai Event Director BWF.

"Bulutangkis itu wajib disiarkan di TV, tanpa itu tidak akan ada bulutangkis. Strategi kami adalah menjadikan pertandingan ini sebagai show bussines," tambahnya.

Tahun ini Indonesia Open memang meningkat levelnya dari Super Series menjadi Super Series Premier. Status 'Premier' ini akan bertahan selama tiga tahun sebelum ada evaluasi lagi dari BWF.

Selain meningkat dari kualitas peserta yang ikut dan fasilitas venue, jumlah hadiah juga bertambah menjadi total US$600 ribu atau Rp5 miliar lebih. Menurut Sekjen PB PBSI Jacob Rusdianto, jumlah hadiah akan bertambah menjadi US$625 ribu di tahun kedua dan US$650 ribu di tahun ketiga.

"Panitia pelaksana merasa bangga dalam penyelenggaraan yang diikuti para pemain hebat. Terima kasih pada BWF yang sudah mempercayakan kami jadi tuan rumah," kata Jacob.

Namun, ganjalan utama bagi PBSI saat ini adalah venue di Istora Senayan yang dinilai kurang luas. Mereka menargetkan bisa mencari tempat lain yang bisa digunakan dan berstandar internasional. Tapi untuk sementara Istora dianggap paling memadai.

"Evaluasi venue sudah jadi himbauan pada sponsor. Kami inginnya seperti Bukit Jalil (Malaysia) yang dua atau tiga kali lipat lebih besar. Tapi sekarang ini Istora masih yang terbaik," tutup Jacob.


sumber

Arsip Blog

CEWEK BOKINGAN HOTEL

CEWEK BOKINGAN HOTEL
klik hotelnya untuk boking

Label