Tidur tanpa mengenakan celana dalam dianjurkan karena beberapa alasan, diantaranya demi menjaga suhu testis (lekai-laki) atau mengurangi kelembaban sekitar alat reproduski sehingga menghindari berkembangnya penyebab penyakit, apalagi saluran kencing wanita lebih pendek dibandingkan laki-laki.
Tetapi ada “sedikit” aturan atau sunah yang perlu diketahui terkait aktivitas tersebut, karena salah-salah dapat mendatangkan “bahaya” bagi yang bersangkutan. Terutama untuk para wanita yang posisi tidurnya dapat mengundang syahwat lelaki yang melihatnya, entah itu saudara sendiri atau bahkan orang terdekat sekalpun. Kalau yang tertarik suami sendiri, ya ndak masalah! Tetapi aturan tetap aturan, sebaiknya tetap dilaksanakan.
Mengangkat sebelah kaki
Teknik bersenggama memang tidak dibahas seperti dunia seks di Barat, tetapi tata cara tidur, terutama wanita yang tidur tanpa celana dalam di atur dalam islam, setidaknya seperti hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Jabir bin Abdullah r.a. berikut ini :
Jangan tidur terlentang dengan meletakkan kaki yang sebelah ke atas yang lain (apabila tanpa pakaian dalam sehingga aurat terbuka).
Kebiasaan
Meski mungkin dirumah tidur hanya dengan suami dan anak-anak, kebiasaan tidur tanpa celana dalam sebaiknya membiasakan diri sesuai anjuran di atas. Kebiasaan yang telah dilaksanakan selama dalam kondisi “aman”, akan dapat dilaksanakan dengan mudah dan ringan ketika kondisi “tidak aman”, misalnya ketika harus tidur menginap di tempat yang memberi akses terhadap orang lain selain suami.
Bandingkan dengan pakaian-pakaian yang didesain dunia Barat, justru dibuat sangat terbuka. Sementara dalam hadits di atas, tata cara tidur pun di atur sehingga tidak mengundang syahwat orang lain, selain suami sendiri.
http://www.divineperformance.com/cara-tidur-wanita-tanpa-celana-dalam/