Rabu, 02 Februari 2011

Persiapan Menyambut Imlek 2562

. menjelma

Seperti tahun-tahun sebelumnya, Kelenteng 10 Ulu atau Kelenteng Dewi Kwan Im menjadi sentral perayaan Imlek, selain tempat ibadah lain dan di rumah. Umat yang akan bersembahyang perkiraan jumlahnya ribuan pada malam Imlek dan saat Imlek 3 Februari (besok, red). Sudah sejauh mana persiapan yang dilakukan.

----------------------------------------
A REIZA PAHLEVI-Palembang
----------------------------------------

SEJUMLAH pegawai memasang lampion yang ada di depan pintu masuk kelenteng, saat Sumatera Ekspres menyambangi tempat ibadah Jl Batu Tembok Baru, 10 Ulu pukul 01.30 WIB. Sepertinya, mereka memang ahli di bidang listrik, karena alat listrik ditenteng mereka.
Sementara di lapangan parkir maupun jalan masuk menuju kelenteng tersebut berjejer rapi lampion ukuran kecil hingga ke arah dermaga. Tiap barisnya, saat Sumatera Ekspres menghitung, terdapat 30 lebih lampion warna merah yang di dalamnya terdapat balon lampu.
Salah satu pengurus yang enggan disebutkan namanya mengatakan, pengerjaan itu, sudah mencapai 90 persen. Ia mengaku, jumlah lampion tahun ini lebih banyak dari perayaan Imlek tahun sebelumnya. “Tahun ini lebih banyak dibandingkan dengan tahun lalu,” ujar pegawai perempuan yang sedang duduk di depan pintu masuk kelenteng.
Sementara pegawai lainnya yang juga enggan disebutkan namanya menambahkan, pengerjaan lampion sudah dilakukan sejak dua minggu lalu. “Pengerjaannya borongan sejak dua minggu lalu,” tambah pegawai yang mengaku di bagian administrasi.
Harun SE MH, Humas Kelenteng Dewi Kwan Im menegaskan, pemasangan lampion yang dilakukan saat ini sebanyak 1600 lampion lebih. Pemasangan masih di tempat yang sama, namun ditambahkan di bagian dermaga eks pasr ikan. “Ditambah sekitar 100 lampion lagi di dermaga,” kata Harun lagi.
Untuk saat ini, lampion tersebut belum bisa dinyalakan karena dayanya yang besar. Namun, malam Imlek nanti semua lampion tersebut dinyalakan sehingga terlihat warna khas Imlek merah. “Pelaksanaan tiap tahun akan dibuat semakin semarak, apalagi Palembang akan menjadi tuan rumah SEA Games pada November nanti. Sedangkan dalam perayaan Imlek, bukan hanya dari lokal yang datang untuk bersembahyang, tapi juga banyak dari provinsi lain dan negara tetangga,” bebernya.
Ia perkirakan, jumlah umat yang melakukan peribadatan di tempat tersebut mencapai ribuan orang. Namun, pelaksanaannya tidak dilakukan serentak namun secara bertahap. “Tapi, puncak peribadatan pada malam Imlek mulai pukul 23.00 WIB-00.00 WIB saat pergantian tahun macan ke tahun kelinci,” jelas Harun lagi.
Dalam peribadatan yang dilakukan, intinya adalah merenungi apa yang telah dilakukan tahun sebelumnya dan menatap tahun berikutnya dengan lebih baik. “Dan mengucapkan terima kasih dan harus berbalas budi dengan apa yang dilakukan tahun sebelumnya.”
Ucapan terima kasih juga dilakukan atas pemberian perlindungan sepanjang 1 tahun. Kemudian bisa sukses, tambah dia, diberi kesehatan, kesejahteraan dan segala hal yang menyangkut masalah duniawi. “Doa juga diberikan pada bangsa dan negara ini. Bukan hanya mendoakan tentang diri sendiri. Khususnya keamanan yang ada di Palembang, kemudian tidak ada bencana di Sumsel dan sebagainya serta di tahun depan agar lebih baik,” bebernya.
Saat Imlek, tambah dia, persembahyangan dilakukan mulai pukul 07.00 hingga pukul 16.00 WIB. Sedangkan malamnya, dilakukan kunjungan keluarga baik saudara maupun teman dekat. “Yang muda ke rumah yang tua, saling silaturahmi dan sebagainya.”
Terkait peribadatan umat Tridharma di Kelenteng tertua itu, tambah dia, pihaknya juga menyediakan tongkang bagi masyarakat yang ingin beribadat di tempat tersebut. Tongkang tersebut sebagai antisipasi kemacetan yang terjadi di Ampera dan jalanan menuju kelenteng. “Nanti ada 3 tongkang yang digunakan, semuanya gratis. Nah, umat juga bisa memarkirkan kendaraannya di 16 Ilir, kemudian menyeberang menggunakan tongkang,” bebernya seraya mengatakan tongkang mangkal di Kelenteng Hong Tiong Bio, kawasan 16 Ilir.
Soal hiburan lainnya seperti barongsai, diakuinya, belum ada kepastian. Seperti tahun-tahun sebelumnya, barongsai tersebut dilakukan secara spontan oleh umat di tempat itu. “Makna adanya barongsai itu sendiri untuk mengusir hawa buruk dan menyucikan tempat yang didatangkan.”
Dikatakan, pihaknya tidak akan menggunakan petasan seperti yang dilakukan di negara lain terutama Cina. Perayaan malam Imlek disemarakkan dengan pesta kembang api yang juga spontan diberikan oleh umat. “Kalau di Cina, petasan menjadi pelengkap semarak Imlek. Kalau di Indonesia ‘kan dilarang. Cukup menggunakan kembang api.”
Dengan ribuan umat yang datang ke tempat tersebut, mulai malam Imlek hingga saat Imlek. Ia mengatakan, kapasitas untuk roda empat bisa mencapai 300 mobil. Jumlah tersebut setelah dilakukan penambahan halaman di dermaga yang juga bisa digunakan untuk lahan parkir. (*)
http://sumeks.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=13213:persiapan-menyambut-imlek-2562&catid=38:metropolis&Itemid=89

Arsip Blog

CEWEK BOKINGAN HOTEL

CEWEK BOKINGAN HOTEL
klik hotelnya untuk boking

Label