Jumat, 17 Juni 2011

Unand Memanas, Faterna Vs FISIP

Faceminang.com, Padang Ekspres, Berita Padang, Media Sosial Sumatera Barat, Padang CheaterPadang, Faceminang - Unand Memanas, Faterna Vs FISIP. Bukan saja pelajar, tawuran juga terjadi di kalangan mahasiswa di Unand. Kemarin (16/6), mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Politik (FISIP) dan Fakultas Peternakan Unand terlibat baku hantam. Perkelahian masal itu dipicu bentrokan saat pertandingan semifinal sepakbola Liga Unand (Liguna) sehari sebelumnya (15/6).

Sekitar pukul 10.00 WIB, kemarin puluhan mahasiswa Faterna Unand mendatangi gedung E FISIP. Batu melayang-layang mengarah ke gedung E. Mahasiswa FISIP yang sedang belajar terlonjak. Dosen yang sedang mengajar berusaha menenangkan mahasiswa dan menutup pintu lokal. Bahkan, menurut informasi mereka masuk ke gedung E untuk mencari mahasiswa FISIP.

Salah seorang dosen FISIP, yang sedang mengajar di gedung E mengaku mendapat serangan batu yang membabi buta. "Saat itu saya sedang mengajar di ruangan E17, tiba-tiba ada suara gaduh-gaduh di luar, ternyata batu sudah melayang-layang di koridor. Saya memutuskan menutup pintu dan melarang mahasiswa keluar," ujar dosen bernama Andri.

Seakan tersentak, mahasiswa FISIP pun keluar dan membalas perlakuan mahasiswa Faterna.

Dengan jumlah mahasiswa yang lebih banyak. Puluhan mahasiswa berkumpul dengan menenteng batu dan kayu di tangan. Mereka pun mengejar mahasiswa Faterna hingga perang batu tak terhindari.

Beberapa orang dosen terlihat berusaha menenangkan mahasiswa. Namun, emosi mereka tampaknya sudah tidak bisa dikontrol.

Polisi dari Polsekta Pauh yang tiba di lokasi juga tidak diindahkan, hingga akhirnya datang pasukan Dalmas dari Polresta Padang memakai watercanon dan truk Dalmas.

Informasi yang dihimpun Padang Ekspres di Kampus Unand Limaumanih, pada Rabu sore diadakan pertandingan sepakbola liga Unand antara FISIP versus Faterna. Pertandingan itu dimenangkan oleh FISIP. Pascapertandingan suporter FISIP bersorak-sorak dan mengangkat-angkat pemain. Hal itu memancing emosi pemain dan pendukung Faterna. Akibatnya terjadilah bentrokan di lapangan sepakbola Unand.

Kejadian itu berlanjut hingga malam hari. Mahasiswa FISIP melakukan sweeping terhadap mahasiswa Faterna yang melintas di bundaran. Kemudian mereka memukuli seorang mahasiswa Faterna dan mahasiswa Pertanian.

Tidak senang akan perlakuan itu, mahasiswa Faterna pun membalas dengan menyerang kampus FISIP di gedung E.

Sesudah diserang, mahasiswa FISIP pun membalas menyerang. Tidak tanggung-tanggung, mereka membawa senjata tajam berupa golok dan beberapa botol berisi minyak, yang diduga bom molotov. Saat akan menyerang balik, aparat dari Polsekta Pauh yang didukung oleh anggota dari Polresta Padang tiba di lokasi dan mengamankan situasi yang mulai memanas.

Kepolisian dan pihak rektorat mencoba mencari penyelesaian untuk mendamaikan kedua pihak. Kedua pihak yang bertikai pun dipertemukan untuk mencapai kata mufakat. Mahasiswa Faterna dan FISIP diwakili masing-masing lima mahasiswa.

Namun, saat proses mediasi, pihak dari mahasiswa FISIP menolak poin perdamaian yang diajukan pihak rektorat. Mereka hanya mau berdamai apabila mahasiswa Faterna meminta maaf pada mereka. Saat proses negosiasi sedang berlangsung di rektorat, di luar kedua pihak kembali terlibat pertikaian. Mahasiswa FISIP berusaha menyerang kembali kampus peternakan. Polisi yang sudah bersiaga di lokasi kemudian mengamankan mahasiswa yang berusaha menyerang tersebut.

Mahasiswa FISIP yang tertangkap tangan ketika menyerang dan membawa senjata tajam serta benda yang diduga bom molotov diamankan dan digelandang ke Mapolsekta Pauh.

Hingga sekitar pukul 17.00 WIB situasi mulai berangsur kondusif. Aparat dari Polresta Padang yang datang menggunakan dua mobil watercanon dan dalmas mulai meninggalkan lokasi pertikaian. Begitu juga dengan mahasiswa peternakan.

Namun mahasiswa FISIP belum bisa menerima hal tersebut. Mereka menyayangkan kepolisian yang hanya menangkap mahasiswa FISIP. Selain itu mereka meminta petinggi Fakultas untuk turun tangan menyelesaikan permasalahan yang sedang terjadi.

Rektor Unand Musliar Kasim yang ditemui saat proses perdamaian di rektorat mengatakan pihaknya tidak akan mengeluarkan lagi izin menyelenggarakan Liguna. Karena sudah beberapa kali sepak bola menjadi biang perkelahian di kalangan mahasiswa.

Selain itu pihaknya akan memberi sangsi untuk mahasiswa yang memulai tawuran. "Siapa yang mulai akan mendapat sangsi. Paling besar sanksinya adalah di DO, jika itu terjadi di luar kampus, kita serahkan sepenuhnya ke pihak kepolisian," ujar putra Tanahdatar ini.

Sementara Kabag OPS Polresta Padang Kompol Ari Yusman Triono didampingi Ka SPK, D Simangunsong yang dihubungi pascabentrokan mengatakan pihaknya akan terus mengantisipasi terulangnya tawuran. "Ada 9 orang yang kita amankan karena membawa senjata tajam berupa golok dan membawa benda yang diduga bom molotov. Kemudian ada beberapa mahasiswa yang diduga bisa memicu perkelahian telah kita amankan," ujarnya. Polresta mengirimkan lebih dari 50 anggota ke lokasi bentrokan yang terdiri dari intel, dalmas, dan buser.

Hingga berita ini diturunkan, 9 orang mahasiswa yang diamankan masih berada di Mapolresta Padang, (lihat grafis). Sementara beberapa orang mahasiswa dari kedua belah pihak mengalami luka ringan. Satu orang mahasiswa Unand dikabarkan mengalami patah tulang tangan kanan. Menurut informasi yang beredar, korban bernama Adi Junanda, ketika kejadian dilarikan ke RSUP M Djamil dan dipindahkan keluarga ke RST Reksodiwiryo. padangekspres.co.id

Arsip Blog

CEWEK BOKINGAN HOTEL

CEWEK BOKINGAN HOTEL
klik hotelnya untuk boking

Label