Senin, 27 Juni 2011

5 Mitos Seputar Seks & Kehamilan

Thank you for using rssforward.com! This service has been made possible by all our customers. In order to provide a sustainable, best of the breed RSS to Email experience, we've chosen to keep this as a paid subscription service. If you are satisfied with your free trial, please sign-up today. Subscriptions without a plan would soon be removed. Thank you!
TENTU, ada beberapa cara untuk Anda menolak hubungan seks; sakit kepala, letih, mengantuk, dan lainnya, apalagi bila Anda hamil. Namun sayang, masih banyak mitos seputar ini.

(Foto: gettyimages)

"Pada dasarnya, seks benar-benar baik pada kondisi kehamilan normal tanpa komplikasi," kata Jacques Moritz, MD, Direktur Bagian Endoskopi dan Divisi Ginekologi St Luke's-Roosevelt Hospital Center. New York City.

Berikut beberapa mitos yang melingkupi seks pada ibu hamil, seperti diulas The Bump.

Penetrasi dalam membahayakan janin

Tahukah Anda bahwa terjadi peregangan pada Miss V selama hubungan seks? Secara alami, ini menciptakan kesenjangan beberapa sentimeter antara Mr P dan leher rahim, bahkan jika Mr P pasangan Anda tergolong besar.

"Plus, leher rahim ditutupi lendir tebal untuk melindungi janin. Janin berada di kantung ketuban, di dalam rahim Anda, yang dirancang untuk membuatnya tetap aman dan nyaman," kata Kalee Ahlin, MD, obgyn di Loyola University Health System, Chicago.

Kontraksi orgasme menyebabkan keguguran

Kram ringan mungkin Anda rasakan setelah hubungan seks, tapi ini normal terjadi lantaran otot-otot rahim mengalami pengetatan. Selama Anda tidak memiliki kehamilan berisiko tinggi, orgasme tidak akan menyebabkan keguguran.

"Ada dua jenis kontraksi, dan kontraksi yang Anda rasakan selama dan setelah orgasme bukanlah tipe yang akan menyebabkan keguguran. Jangan rancu dengan kontraksi persalinan yang akan menyakitkan dan datang secara berkala setiap tiga sampai lima menit. Kontraksi orgasme lebih ringan dan cepat hilang," tambah Kalee.

Seks bisa menginduksi janin

"Anda bisa mendapatkan kontraksi meskipun setelah berhubungan seks, dari hormon yang ada dalam air mani. Jika Anda sudah dekat dengan tanggal persalinan, seks mungkin bisa menginduksi janin, tapi tidak selalu demikian," imbuh Kalee.

Memang benar bahwa hormon yang sama dalam air mani (prostaglandin) digunakan untuk menginduksi persalinan di rumah sakit, tapi itu versi sintetis dengan konsentrasi yang jauh lebih tinggi daripada yang ada dalam air mani.

Pendarahan pascaseks adalah tanda kerusakan

Sedikit darah keluar pasti benar-benar membuat Anda panik, tapi jangan khawatir jika bercak keluar selama atau setelah berhubungan seks. Hal ini sangat umum dan ada penjelasan untuk itu.

"Selama kehamilan, leher rahim menjadi sangat lentur, sangat lembut, dan sensitif ketika disentuh apapun hingga mudah mengalami pendarahan," kata Kalee.

Tapi tidak perlu khawatir, kecuali jika perdarahan terjadi secara berlebihan. Hubungi DSOG Anda segera.

Bayi Anda akan melihatnya

Orangtua Anda berhubungan seks saat Anda berada di rahim, apakah Anda ingat? Jelas tidak. Tentu, janin bergerak, tetapi ia tidak dapat memberitahu apakah hubungan seks Anda berdua mengganggunya.

Para ahli sepakat bahwa tidak ada bukti bahwa seks dapat menyebabkan kerusakan fisik dan psikologis pada anak.

"Bayi dapat menangkap suara dan gerakan di dalam rahim. Tapi bayi dapat menafsirkan atau memahami apa yang terjadi, saya tidak berpikir itu mungkin," jelas Kalee.


sumber

Arsip Blog

CEWEK BOKINGAN HOTEL

CEWEK BOKINGAN HOTEL
klik hotelnya untuk boking

Label