Seorang bayi laki-laki anak dari pasangan Sukitman dan Warsiti, memiliki kelainan saat dilahirkan. Balita itu tidak memiliki tempurung kepala.
Ironisnya, Rumah Sakit Daerah Wonosari menyuruh orangtua membawa anak mereka pulang. Menurut pihak RS, harapan hidup bayi malang ini hanya 10 persen.
“Kaget sewaktu disuruh membawa pulang keponakan saya, padahal kondisinya sangat memprihatinkan. Belum ada penanganan dari rumah sakit,” sesal Sardi paman bayi, Rabu (9/2/2011).
Bayi ini tidak memiliki hidung dan bernafas lewat mulut, karena itu setiap bernafas selalu terdengar bunyi. Sementara isi bagian belakang kepala terlihat jelas.
Sardi menjelaskan bayi tersebut dilahirkan pada Selasa, 8 Februari, sekira pukul 12.00 dan langsung dibawa pulang pukul 17.00 WIB. Sardi mengaku heran dengan anak yang dilahirkan Warsiti. Padahal secara rutin adiknya memeriksa kandungan ke bidan desa setempat. Segala gizi untuk sang Ibu juga dipenuhi.
“Adik saya rutin memeriksa kandungannya ke bidan, dan usia kelahirannya juga normal,” jelas Sardi.
Namun sebagai petani kecil dan belum memiliki Jamkesmas orangtua bayi tidak mampu membiayai, jika bayi mereka harus dirawat di rumah sakit.
“Beginilah kondisi kami jika harus dirawat di rumah sakit, sedangkan ibunya saja masih di sana, bagaimana dengan biayanya?” sambung Sardi.
Sementara itu saat di hubungi terpisah, Kabid Pelayanan Medik dan Keperawatan RSUD Wonosari dr Triyani Heny Astuti membantah jika pihaknya dianggap menelantarkan pasien.
Menurutnya pihak rumah sakit sudah memberikan penjelasan mengenai harapan hidup bayi yang belum diberi nama itu kepada orangtua. Selain itu pihak keluarga juga sudah setuju anak itu dibawa pulang.
“Kepulangan pasien sudah dengan persetujuan keluarganya. Mereka sudah menandatangani surat perjanjian, dan jika ingin dibawa kembali ke RSUD kami siap melayani,” katanya.
http://wongjawa-tulen.blogspot.com
